Cerpen - Selamat malam sahabat catatan mbak nur... bagaimana kabarnya?
Semoga kalian dalam keadaan sehat selalu dan pastinya jangan galau karena ada
sesuatu hal. Percayalah bahwa semua akan baik-baik saja
DOSENKU MENJADI IMAM DALAM HIDUPKU
Oleh : Eka Nur Rahayu
Oleh : Eka Nur Rahayu
Nadia adalah anak yang memang tidak sama dengan teman-temannya
walaupun begitu dia tidak patah semangat dalam belajar karena kekurangannya. Ya
mungkin memang Allah SWT sudah memberi kelebihan untuk Nadia karena dari sejak
bangku sekolah SD, SMP dan SMA dia selalu mendapat juara kelas. Semua orang
yang mengenal Nadia akan menjadi riang karena memang dasar anaknya periang mau
keadaannya gimana juga dia tetap riang gembira.
“Nadia....Nadia” sapa seseorang di balik pintu ruangan kelas A
jurusan MIPA entah itu siapa Nadia juga baru melihat orang itu. Masak iya dosen
kan gak ada dosen sekeren itu dikampus gumam Nadia dalam hati.
“Oh iya baru ku ingat kalau ada dosen baru dikampus tapi masak iya sudah tahu namaku memang dari siapa ya” pikir Nadia
“Oh iya baru ku ingat kalau ada dosen baru dikampus tapi masak iya sudah tahu namaku memang dari siapa ya” pikir Nadia
“iyaa pak... apa ada yang bisa dibantu??” tanya Nadia
“tolong bawakan buku Bapak ini ke mobil ” ucap pak dosen seraya
menyodorkan dua buku yang gak tebel, malah yang tebel dibawa sendiri. Aneh
banget gumam Nadia dalam hati.
“terimakasih ya Nad udah bantuin bapak bawa buku! Oya emang mau
pulang ya kalau iya boleh kok nebeng sama bapak”tanya pak dosen
“oh tidak pak terimakasih, nadia masih ada kelas kok nanti!!” jawab
Nadia
**********
“Hari ini libur kuliah iseng-iseng ah jalan ke mall dari pada
suntuk dirumah” gumam Nadia dalam hati. Setelah mendapat izin dari ibu dan ayah,
Nadia langsung ke mall dan kebetulan saja bertemu bapak dosen di mall eh salah
yang lebih tepat lagi sih mas dosen karena kalau berpakaian yang gak formal
lebih keren. “Duh ketemu bapak dosen ini lagi yaudah pura-pura ndak lihat aja!!”
pekik Nadia pelan.
Di ujung sana ternyata pak dosen itu melambaikan tangannya “hai
Nadia.....!” sapa pak dosen.
“hehe iya pak!” jawab Nadia.
“lah kamu sama siapa?” tanya pak dosen.
“sendirian pak, lagi suntuk dirumah makanya jalan-jalan di mall” kata Nadia.
“oh gitu yaudah barengan aja sama saya. Oh yya jangan panggil bapak, emang sih kalau di kampus dosen tapi kalau di luar kampus kan bukan dosen. Panggil aja Fadli atau Mas ” jelas pak dosen.
“oh iya pak. Eh iya mas Fadli tapi nanti bapak disorotin banyak orang lo kalau jalan sama saya!” jelas Nadia.
“udah biarin aja, kalau aku sih bodo amat sama pemikiran orang yang penting kita gak gangguin orang!” jelas pak dosen pada Nadia
“hehe iya pak!” jawab Nadia.
“lah kamu sama siapa?” tanya pak dosen.
“sendirian pak, lagi suntuk dirumah makanya jalan-jalan di mall” kata Nadia.
“oh gitu yaudah barengan aja sama saya. Oh yya jangan panggil bapak, emang sih kalau di kampus dosen tapi kalau di luar kampus kan bukan dosen. Panggil aja Fadli atau Mas ” jelas pak dosen.
“oh iya pak. Eh iya mas Fadli tapi nanti bapak disorotin banyak orang lo kalau jalan sama saya!” jelas Nadia.
“udah biarin aja, kalau aku sih bodo amat sama pemikiran orang yang penting kita gak gangguin orang!” jelas pak dosen pada Nadia
Setelah hampir 2 jam ngobrol, jalan-jalan dan sempat makan ice cream
juga pak fadli mengantarkan Nadia pulang. “Gak enak banget rasanya canggung,
masa iya jalan sama dosen ya memang sih gak ada hubungan apa-apa tapi kan! Eh
nad mikir apaan sih gumam Nadia dalam hati. Lagian Nadia juga gak bakalan
sering ketemu sama Pak Fadli kan Nadia udah semester akhir. Heeemp aman deh”
gumam Nadia dalam hati
*********
Hari ini ke kampus buat ngambil surat yang isinya pemberitahuan
dosen pembimbing. Duh deg... deg... ser rasanya. “Duh Nad siapa dosen
pembimbingmu!!!”gumam Nadia dalah hati. Setelah Nadia buka “duh dek Pak Dosen
Fadli yang jadi pembimbingku yang tadinya mau ngejauhin ini malah semakin dekat
kayak mana coba!!” gumam Nadia dalam hati.
“hai Nad...kok ngelamun saja! gimana siapa pembimbingnya??? Coba bapak lihat” sapa pak dosen sambil menarik kertas ditanganku.
“hehe gak kok pak!”kata Nadia.
“oh jadi kamu termasuk yang saya bimbing yah, hati - hati lo ya saya sangat teliti orangnya!” goda pak dosen.
“iya pak saya akan sunguh-sungguh dalam mengerjakan skripsi saya nanti” jelas Nadia.
“hai Nad...kok ngelamun saja! gimana siapa pembimbingnya??? Coba bapak lihat” sapa pak dosen sambil menarik kertas ditanganku.
“hehe gak kok pak!”kata Nadia.
“oh jadi kamu termasuk yang saya bimbing yah, hati - hati lo ya saya sangat teliti orangnya!” goda pak dosen.
“iya pak saya akan sunguh-sungguh dalam mengerjakan skripsi saya nanti” jelas Nadia.
Setelah hampir 4 minggu
selesai juga skripsi Nadia bab 1 sampai 3, ya Nadia berfikir untuk menghubungi
pak Fadli untuk bimbingan tetapi seperti gayung bersambut pak Fadli udah WA Nadia
duluan.
*** isi pesan pak Fadli*****
(Hello Nadia, gimana
skripsinya? Sudah sampai mana? Hari ini saya dikampus sampai pukul 5 sore kalau mau bimbingan boleh!! Saya
tunggu)
******balasan Nadia******
Iya pak memang sebenarnya saya juga hendak watshapp bapak
tetapi malah bapak watshapp duluan.
***********
Nadia sampai di kampus pukul 3 sore dikampus dan kebetulan pak
dosen masih ngajar. Lumayan lah Nadia nunggu sekitar 1 jam. Sambil otak – atik
laptop, tiba-tiba saja pak dosen udah di belakang Nadia.
“gimana Nad ada kesulitan???” tanya pak Fadli.
“duh bapak ini ngagetin saya saja untung jantung saya sehat pak!! Maaf ya pak saya tidak sopan sambil menyodorkan laptop” jawab Nadia.
“iya it’s ok Nad. Coba saya lihat” kata pak dosen sambil mengeser kursi disebelah Nadia. Setelah hampir 2 jam lebih kita diskusi dan akhirnya bab 1 sampai 3 done hari itu juga. “seneng sih tapi kesannya kayak anak kesayangan saja aku ini” gumam Nadia dalam hati. “giman nad, kamu mau pulang atau kemana lagi?”tanya pak dosen kepada Nadia.
“saya mau ke mushola kampus dulu pak kan saya belum solat ashar”jawab Nadia.
“yaudah bareng aja tar saya yang jadi imamnya dan sekalian tar nebeng saya saja pulangnya” tukas pak dosen.
“Duh ini dosen satu kenapa bikin saya baper mulu yah, tapi sadar Nad kamu ndak usah kepedean banget!!” Gumam Nadia dalam hati.
“gimana Nad ada kesulitan???” tanya pak Fadli.
“duh bapak ini ngagetin saya saja untung jantung saya sehat pak!! Maaf ya pak saya tidak sopan sambil menyodorkan laptop” jawab Nadia.
“iya it’s ok Nad. Coba saya lihat” kata pak dosen sambil mengeser kursi disebelah Nadia. Setelah hampir 2 jam lebih kita diskusi dan akhirnya bab 1 sampai 3 done hari itu juga. “seneng sih tapi kesannya kayak anak kesayangan saja aku ini” gumam Nadia dalam hati. “giman nad, kamu mau pulang atau kemana lagi?”tanya pak dosen kepada Nadia.
“saya mau ke mushola kampus dulu pak kan saya belum solat ashar”jawab Nadia.
“yaudah bareng aja tar saya yang jadi imamnya dan sekalian tar nebeng saya saja pulangnya” tukas pak dosen.
“Duh ini dosen satu kenapa bikin saya baper mulu yah, tapi sadar Nad kamu ndak usah kepedean banget!!” Gumam Nadia dalam hati.
**********
Setelah sekripsi done dan ujian-ujian lain done tibalah hal yang
paling ditunggu-tunggu yaitu “WISUDA” duh akhirnya perjuangan Nadia selesai
dengan baik. Hari yang ditunggu sudah datang dan besok adalah acara wisuda
dilaksanakan
“begitu bahagiannya diriku ini sambil senyum-senyum sendiri”pekik Nadia.
Tiba-tiba ada klakson yang berbunyi eh taunya bapak dosen kerumah. “assalamu’alaiku Nad, dari kejauhan tadi saya lihat kamu senyum-senyum sendiri, emangnya kenapa!!”tanya pak dosen.
“wa’alaikum salam, hehe ndak sih pak cuman seneng aja besok udah acara wisuda!”kata Nadia sambil senyum-senyum sambil menggaruk kepalanya ang tak gatal itu.
“oya hari ini kamu ada acara ndak? Kalau gak ada boleh ndak ikut Mas!” kata pak dosen. “Loh kok manggil diri sendiri mas sih bapak dosen ini apa coba maksudnya tiba-tiba saja”gumam Nadia dalam hati.
Pikiran Nadia udah gak karu-karuan udah deg-deg ser terus.
“emangnya bapak mau ngajakin saya kemana?”tanya Nadia.
“udah ikut saja ya!” pinta pak dosen.
Setelah Nadia ganti baju dan berpamitan kepada kedua orang tua Nadia dan pak dosen berangkat. Dalam perjalanan Nadia juga bingung banget “mau ngajakin kemana ya ini pak dosen” gumam Nadia dalam hati, tapi Nadia selalu mencoba berpikir positif aja. Setelah 30 menitan perjalanan akhirnya sampai juga.
“pak ini kita mau kerumah siapa?”tanya Nadia.
“ini rumah mas, kan udah dibilang jangan panggil bapak! Bandel amat sih. Udah ayo turun! Apa perlu Mas yang nurunin Nadia” goda pak dosen.
Di dalam rumah pak dosen ternyata sudah banyak banget keluarganya yang datang untung aja Nadia berpakaian rapi gak terlalu santai juga. Keluarganya sangat ramah tanpa menbeda-bedakan seseorang karena keadaannya. Setelah berkenalan dengan keluarganya, bercanda tawa akhirnya Nadia berpamitan pulang. Di dalam perjalanan pak dosen menjelaskan kenapa Nadia diajak ke rumahnya.
“Nadia tahu gak sih mengapa kamu mas Fadli ajakin kerumah bertemu dengan keluarga besar mas??? Sebenarnya sebelum mas ngajar dikampus sudah lama memperhatikan Nadia, ya mungkin Nadia aja yang gak pernah tahu. Mas juga udah cerita banyak dengan keluarga, kalau mas ingin Nadia menjadi bagian dari hidup mas” kata pak dosen.
Cukup lama Nadia diam atas penjelasan pak dosen dan akhirnya pak dosen menghentikan laju mobilya.
“Nadia keberatan ya dengan kejujuran mas?”tanya pak dosen pada Nadia “gleek.....emmmm........................emang bapak ndak tahu ya tentang keadaan Nadia?”tanya Nadia kembali.
“mas sudah mengetahui semua kekurang Nadia tetapi bagi mas itu adalah salah satu keunikan yang Allah ciptakan pada manusia. Nadia gak perlu berpikir mas malu atau apa karena mas mencintai dan menyayangi Nadia dengan tulus ikhlas” jelas pak dosen kepada Nadia.
“tapi Nadia butuh waktu pak untuk semua yang serba mendadak ini” jawab Nadia.
“baiklah mas akan selalu menantimu dan ikhlas dengan jawab Nadia nanti” tutur pak dosen
“begitu bahagiannya diriku ini sambil senyum-senyum sendiri”pekik Nadia.
Tiba-tiba ada klakson yang berbunyi eh taunya bapak dosen kerumah. “assalamu’alaiku Nad, dari kejauhan tadi saya lihat kamu senyum-senyum sendiri, emangnya kenapa!!”tanya pak dosen.
“wa’alaikum salam, hehe ndak sih pak cuman seneng aja besok udah acara wisuda!”kata Nadia sambil senyum-senyum sambil menggaruk kepalanya ang tak gatal itu.
“oya hari ini kamu ada acara ndak? Kalau gak ada boleh ndak ikut Mas!” kata pak dosen. “Loh kok manggil diri sendiri mas sih bapak dosen ini apa coba maksudnya tiba-tiba saja”gumam Nadia dalam hati.
Pikiran Nadia udah gak karu-karuan udah deg-deg ser terus.
“emangnya bapak mau ngajakin saya kemana?”tanya Nadia.
“udah ikut saja ya!” pinta pak dosen.
Setelah Nadia ganti baju dan berpamitan kepada kedua orang tua Nadia dan pak dosen berangkat. Dalam perjalanan Nadia juga bingung banget “mau ngajakin kemana ya ini pak dosen” gumam Nadia dalam hati, tapi Nadia selalu mencoba berpikir positif aja. Setelah 30 menitan perjalanan akhirnya sampai juga.
“pak ini kita mau kerumah siapa?”tanya Nadia.
“ini rumah mas, kan udah dibilang jangan panggil bapak! Bandel amat sih. Udah ayo turun! Apa perlu Mas yang nurunin Nadia” goda pak dosen.
Di dalam rumah pak dosen ternyata sudah banyak banget keluarganya yang datang untung aja Nadia berpakaian rapi gak terlalu santai juga. Keluarganya sangat ramah tanpa menbeda-bedakan seseorang karena keadaannya. Setelah berkenalan dengan keluarganya, bercanda tawa akhirnya Nadia berpamitan pulang. Di dalam perjalanan pak dosen menjelaskan kenapa Nadia diajak ke rumahnya.
“Nadia tahu gak sih mengapa kamu mas Fadli ajakin kerumah bertemu dengan keluarga besar mas??? Sebenarnya sebelum mas ngajar dikampus sudah lama memperhatikan Nadia, ya mungkin Nadia aja yang gak pernah tahu. Mas juga udah cerita banyak dengan keluarga, kalau mas ingin Nadia menjadi bagian dari hidup mas” kata pak dosen.
Cukup lama Nadia diam atas penjelasan pak dosen dan akhirnya pak dosen menghentikan laju mobilya.
“Nadia keberatan ya dengan kejujuran mas?”tanya pak dosen pada Nadia “gleek.....emmmm........................emang bapak ndak tahu ya tentang keadaan Nadia?”tanya Nadia kembali.
“mas sudah mengetahui semua kekurang Nadia tetapi bagi mas itu adalah salah satu keunikan yang Allah ciptakan pada manusia. Nadia gak perlu berpikir mas malu atau apa karena mas mencintai dan menyayangi Nadia dengan tulus ikhlas” jelas pak dosen kepada Nadia.
“tapi Nadia butuh waktu pak untuk semua yang serba mendadak ini” jawab Nadia.
“baiklah mas akan selalu menantimu dan ikhlas dengan jawab Nadia nanti” tutur pak dosen
**************
Setelah hampir 1 minggu berlalu dan setiap hari Pak dosen
menghubungi Nadia dan kadang juga kerumah. Hari ini Nadia akan jujur ke pak
dosen, kebetulan hari ini pak dosen mau kerumah. Sama seperti biasanya dari
depan udah bunyiin klakson mobil dan duduk disamping Nadia.
“gimana Nad? Apapun jawaban Nadia akan mas terima dengan ikhlas” kata pak dosen.
“iya pak selama hampir 1 minggu ini saya sudah istikoroh dan memang jika Allah mengizinkan semua ini inshaallah Nadia bersedia untuk menjadi bagian hidup dari bapak dosen!” jawab Nadia sambil mengusap air mata bahagia.
“alhamdulillah akhirnya apa yang mas harapkan benar-benar terjadi yaitu jawaban yang terdengar syahdu itu, terimakasih ya Nadia sayang udah bersedia menjadi bagian dari hidup mas” tutur pak dosen.
“masak udah mau jadi suami Nadia tetep panggil pak? Kurang mesra kayaknya” goda pak dosen. “baiklah mas Fadli, oya sebentar Nadia ambilkan minum dulu” Nadia tersenyum seraya meninggalkan mas Fadli untuk mengambilkan minum.
“gimana Nad? Apapun jawaban Nadia akan mas terima dengan ikhlas” kata pak dosen.
“iya pak selama hampir 1 minggu ini saya sudah istikoroh dan memang jika Allah mengizinkan semua ini inshaallah Nadia bersedia untuk menjadi bagian hidup dari bapak dosen!” jawab Nadia sambil mengusap air mata bahagia.
“alhamdulillah akhirnya apa yang mas harapkan benar-benar terjadi yaitu jawaban yang terdengar syahdu itu, terimakasih ya Nadia sayang udah bersedia menjadi bagian dari hidup mas” tutur pak dosen.
“masak udah mau jadi suami Nadia tetep panggil pak? Kurang mesra kayaknya” goda pak dosen. “baiklah mas Fadli, oya sebentar Nadia ambilkan minum dulu” Nadia tersenyum seraya meninggalkan mas Fadli untuk mengambilkan minum.
Tak pernah disangka jika hidup Nadia begitu indah walaupun banyak yang mencela Nadia ketika dulu masih kecil tetapi janji Allah itu pasti, “jodohmu adalah cerminan dirimu”. Dosen yang begitu kece dan keren di kampus sekarang menjadi imam dalam hidup Nadia yang selalu membimbing untuk menjadi lebih baik lagi dalam menggapai Ridho-Nya. Aamiin
******** Selesai *******
0 comments:
Post a Comment