Cerpen – selamat
malam sahabat catatan mbak nur.... hari demi hari begitu cepat berlalu hingga
diri ini lupa dan tertinggal oleh zaman. Hmmmm............ bagaimana kabarnya?
Semoga dalam keadaan sehat-sehat saja yah, hari ini cerpen bertema ramadhan, semoga
suka ^_^
*** You Will Be The Last For Me ***
Oleh : Eka Nur Rahayu
Hari ini aku masih duduk termenung menunggu giliran
untuk ke kamar mandi, maklum kamar mandi dirumahku hanya satu, jadi jika ingin
ke kamar mandi harus mengantri dulu. Ku tengok jam sudah menunjukkan pukul 06.00
tapi mandi aja belum apalagi ini hari jum’at, duh gusti hmmmm gumamku dalam
hati. Hari ini aku mengajar jam ke 1, 2 dan ke 3 di sekolah, yang mengharuskanku
cepat-cepat pergi ke sekolah, tetapi hari ini penuh dengan drama. Bagaimana tidak??
dari mulai aku bangun tidur sampai mau menuju ke sekolah pun ada aja masalah
yang timbul, mengesalkan sekali.
Sesampai di sekolah ku tengok jam tangan sudah pukul
07.15, hmm untung saja tidak telat bisa-bisa ada yang mengerucutkan bibirnya,
gumamku dalam hati. Tapi tak habis masalah disitu di sekolah pun masih ada aja
sebagian Guru yang jutek padahal aku datang sudah pagi sekali, ya mungkin
karena aku Guru baru yang harus lebih lagi dalam beradaptasi dengan Guru-guru
lain. Ya sedikit mengambil hati mereka lah agar bisa welcome sama aku.
Setelah selesai mengajar yang hanya ada 6 jam
pelajaran, aku bergegas ke ruang Guru untuk beristirahat. Ku rogoh gawai yang
ada ditas, menyalakan data dan meletakkan diatas meja seraya membuka laptop
juga. Ada beberapa notifikasi dari WA,
tetapi ada yang begitu ku tunggu menginggat hari ini adalah hari yang begitu
berarti bagiku. Ya hari ini ulang tahunku berharap ada Watshapp dari Abangku
tetapi setelah ku cek, online saja tidak. Sudahlah ku matikan data dan menaruh
gawai di dalam tas dan melanjutkan untuk membuat materi untuk pembelajaran
anak-anak besok.
Setelah pulang sekolah aku mampir ke Alfamart untuk
sekedar membeli cemilan dan ice krim, ya hanya ice krimlah yang mampu membuat
moodku kembali menyenangkan seperti lusa dan melupakan deretan masalah kemarin
dan hari ini. Tak berharap banyak untuk hari ulang tahunku ini, jatuhnya
menyakitkan abangku pun tak ingat dengan hari istimewaku. Huuffft dengan sebal
langsung ku gigit ice krim coklatku sambil duduk di teras Alfamart. Dingin dan
manisnya ice krim serta perpaduan antara coklat dan vanilla membuat rasa
sebalku sedikit berkurang, seperti bara api yang disiram air jesssst.
Sesampainya dirumah aku langsung bergegas mandi
untuk menyegarkan badan dan fikiran, mengambil air wudhu dan mengerjakan sholat
dhuhur. Tanpa melihat notifikasi gawaiku lagi, selesai solat aku merebahkan
badan dan terlelap mengarungi mimpi indahku. Dering alarm gawai membangunkan
tidur lelap yang indah ini huuft cepat sekali waktu berjalan dan tak terasa jam
dinding menunjukkan pukul 4 sore.
Setelah selesai mandi dan menunaikan solat ashar,
aku duduk diteras sambil membaca novel ditemani secangkir coklat hangat,
menambah hangat suasana sore yang gerimis. Kulihat anak-anak baru selesai
mengaji, mereka berjalan beriringan. Diiringi dengan tawa renyah yang begitu
syahdu ditelingaku. Aku pernah menjadi seperti mereka, tak ada beban dan beban
terberat saat itu hanyalah PR apalagi kalau matematika selalu saja bikin
jantungan. Gumamku dalam hati.
“Selamat sore kak Nazwa....!!!” sapa salah satu dari
anak itu
“Selamat sore juga cantik.... yang rajin ya
belajarnya biar bisa banggain orang tua. Oke!!!” jawabku sambil memberikan
jempol kedua tangganku seraya mengerling genit, mereka hanya menjawab dengan
senyuman manis khas anak-anak desa.
Dari dalam rumah terdengar mama memanggil-manggil
karena gawaiku berbunyi sedari tadi, tetapi tak ku hiraukan yah karena sedikit
kecewa dengan abangku itu. Masa iya sudah pacaran sedari SMA tetep saja
nyebelin, ngeselin dan jutek pula, mungkin abangku itu gak akan merasa
kehilangan kalau hubungan kita berakhir. Gerutuku dalam hati.
“Nazwa.... ini anak dipanggil-panggil mama dari tadi
bukannya nyaut malah diem aja sih!!” kata mama kesal karena sedari tadi aku tak
menghiraukan panggilan beliau.
“iyya-iyya maaa Nazwa masuk!!!” sahutku bergegas
menuju rumah, menenteng novel dan membawa cangkir bekas coklatku. Aku masuk ke
dalam kamar dan melihat siapa sih yang sibuk nelpon sedari tadi, yap nomor
pribadi paling jengkel kalau ada yang kayak gini. Ku lempar lagi gawai diatas
kasur lalu pergi untuk mengambil air wudhu dan menunaikan solat magrib.
Malam ini aku berencana untuk tidur cepat menginggat
tugas-tugas sudah selesai dan untuk menghemat tenaga agar besok mengajar bisa
lebih fresh lagi. Ku rebahkan badan diatas kasur yang empuk, tak berselang lama
aku sudah terlelap tidur.
Entah sejak kapan, tetapi aku mengeryitkan dahi
ketika terbangun dari tidur. “lah mama sejak kapan disini? Dan ada apa mama
tiba-tiba masuk ke kamar Nazwa??” tanyaku pada mama.
“Mama sejak tadi disini nak, mau bangunin kamu!!
tapi mama lihat kamu pulas banget tidurnya. Alfiyan sejak tadi sudah nungguin
kamu sayang!!!” ucap mama sambil membelai rambutku
“Alfiyan????? Ngapain malam-malam kesini ma???”
mataku terbelalak sontak aku kaget dan nyawa serasa udah ngumpul 100%
“Belum malam sayang baru jam setengah delapan!!
Buruan keluar kasian Alfiyan dari tadi nungguin cintanya itu!” goda mama sambil
berlalu meninggalkanku
“ih mama apaan sih...!” jawabku sambil mengerucutkan
bibir
Aku duduk sebentar, minum lalu berdiri di depan
cermin tak terlalu buruk lah penampilanku, lebih natural kalau kaya gini. Aku
keluar kamar menuju ruang tamu dan tara Alfiyan sudah duduk manis sambil
tersenyum, lesung pipitnya itu lo yang bikin aku meleleh. But, Nazwa ingat
abangmu itu sudah lupa hari istimewamu ingat itu!!!! gumamku dalam hati.
“Eh Nazwa sayang!!! Cantik ya ternyata adek abang
ini kalau baru bangun tidur!! Sini duduk deket abang, abang mau bicara penting”
goda Alfiyan.
Ya begitulah jurus jitu dan andalan selalu memuji
kalau ada salah gerutuku dalam hati. “Apaan sih bang.... oke-oke. Oya abang mau
minum apa??” jawabku
“Udah dek, abang udah minum tar kalau kembung gimana
karena banyak minum? Siapa yang mau ngerokin? Kan adek belum sah jadi istri
abang” goda Alfiyan lagi
Lah ini orang pinter banget nyairin suasan, belum
ada juga 2 menit bisa-bisa aku leleh ini gerutuku dalam hati. “apaan sih
tinggal minum tolak angin aja, beres!!! Emang abang mau apa sih??? Apa sih
artiku untukmu bang? Ngeselin banget” tanyaku
“Adek segalanya buat abang!!!! You will be the last
for me sayang, hmm abang ada sesuatu buat adek, hanya kotak kecil tapi butuh
perjuangan banget abang untuk dapetin ini. Ya semoga adek suka dan mau menerima
pemberian abang ini. Terima ya dek” ucap Alfiyan seraya menyodorkan kotak kecil
kepadaku
“Iya bang makasih ya!! Nazwa buka ya kotaknya..”
ucapku seraya mengambil kotak dan membukanya, benar saja kotak kecil itu berisi
sesuatu yang sudah lama Alfiyan perjuangkan. Tak terasa titik-titik embun
membasahi pipiku. “abang ini beneran buat Nazwa???”ucapku sambil menitikan air
mata
“iyaaa Nazwa sayang, maafin abang sedari kemarin
sudah jutek sama Nazwa tapi kejutannya oke kan dan Nazwa mau kan terima abang
untuk jadi imam?? Pastinya bukan imam masjid!!”goda Alfiyan seraya memegang
tanganku dan memakaikan cincin cantik itu lalu menyeka air mata dan berakhir memeluk
ku
Aku tak bisa berkata apa-apa lagi karena hanya bisa
bersyukur tangis bahagiaku tumpah, orang yang begitu menyebalkan ternyata juga
bisa seromantis ini. Aku seperti kejatuhan bulan hanya ada rasa syukur dan
syukur dalam hati ini, cincin bermata satu ini begitu indah melingkar dijari
manisku.
Setelah bercerita panjang lebar ternyata mama sudah
bersekongkol dengan Alfiyan untuk membuatku jengkel 2 hari ini, besok Alfiyan
berencana untuk membawa kedua orang tuanya kerumahku. Rona bahagiaku dan
Alfiyan begitu terlihat, ya hubungan sejak putih abu-abu itu. Menjaga
kepercayaan, komitmen dan komunikasi membuat hubungan ini berakhir dengan
bahagia, walaupun banyak sekali batu kerikil yang menghalangi.
Alfiyan sosok sederhana yang mampu membuatku begitu
mencintai dan menyayanginya, pekerjaannya juga tak pernah membuatku malu bahkan
aku selalu nemberi motivasi untuknya bahwa sepandai-pandainya seorang wanita
tak akan menang dengan kepandaian seorang pria. Karena wanita menggunakan hati,
perasaan, tetapi laki-laki menggunakan rasio dan tetap berpikir dingin dalam
menyelesaikan berbagai macam masalah.